[ .....Ketika malam menyepi menyeruak, menghampiri sang fajar. Duduk di pinggir jalan kuseorang dihampiri sang perempuan malam. Dan dia mulai menyanyi tentang diri.............]
" Mas, aku kan bercerita, kamu tak boleh menyela, aku bukan otoriter, aku mau didengarkan. Aku boleh saja dinilai kotor oleh orang lain, semiga kau tak begitu mas.
Aku dibilang seorang pramuria, aku dibilang seorang PK [Pemandu Karaoke], aku tak menyesal dengan cibiran itu. Mereka hanya mencibir, mereka tak bersolusi, mereka memandang hidup dari kacamata idealisme normatif semata.
Alu hidup begini bukan tak ada arti, mas. Aku begini tuk menghidupi simbok, & adik"ku, kerja banting tulang di malam hari, yg penuh cibiran hina & nista bagi sebagian orang. Aku orang desa asli yang hidup dari dominasi agraris, keluarga petani yang jauh dari kesan cita" idealis seorang marhaenis dari sosok pencitraaan Bung Karno. Kami tak punya sawah, kami tak berpunya lahan, bahkan...........figur seorang bapak pun telah tiada. Dari keterpaksaan hidup itu, kuawali hidup di dunia malam, tuk satu tujuan merubah ekonomi keluarga kami. Kami tak mau diremehkan lagi oleh tetangga, kami tak ingin jadi manusia tak berpunya sampai tutup usia.
Mas, aku hampir 5 tahun telah menjalani kehidupan malam ini, banyak suka duka telah kutemukan. Tak terhingga kisah suka duka cinta kulewati, senyum yg tak kan kubagi bila mengingat itu semua....... hahahahahahaha. Sedikit demi sedikit ternak & sawah telah kumiliki, rumah bambu pun mulai runtuh berganti rumah berkeramik, mas. Semua itu kan kusyukuri sebagai nikmat karunia-Nya. Namung begitu cibiran hina terus saja selalu terdengar, kututup telinga ini bila mendengar semua itu, mas. Mereka berhak omong apa saja, tapi ingat mereka tak menafkahiku, mereka tak menghidupiku, mereka kupandang sebagai bentuk arogansi nilai" etis yang normatif, mereka sok mensosokkan diri sebagai kaum priyayi, mereka sok feodal.......... Hanya satu pertanyaanku," Apa mereka itu sudah sempurna, sudah banyak amal ibadah dibanding aku, sudah mesti masuk surga kah mereka?" Aku hanya bisa memandag langit seraya bergumam Wallahualam bi shawab.
Aku seorang wanita , mas. Yang katanya tercipta dari tulang rusuk lelaki yg hilang satu. Alu seakan tak peduli dengan dgn pepatah yg berkonotasi superioritas kejantanan lelaki itu, mas. Seakan ingin kuruntuhkan mitos" superioritas kelelakian itu. Memang tak bisa kupungkiri profesiku seakan hitam, aku seorang PK, seorang pemandu karaoke, tapi mungkinkah tak ada sebutan PK yg lain mas, terhadap sebagian lelaki hidung belang daripada sebutan seorang PK juga........Penjahat Kelamin, mas....hahahahhaha. Silakan orang menilaiku hidup dalam gelimang dosa, tapi aku percaya bahwa dosa, amal, & ibadah itu hanya rahasia Tuhan, manusia tak berhak menilai, manusia hanya boleh menilai dari luar seseorang saja, isi hati hanyalah Tuhan semata yang tahu. Alu mau bertanya, mas, dengan sederet tanya & jawab dari masing" hati kita..........
" Lebih berdosakah siapa antara aku dibanding seorang koruptor uang rakyat?"
Sehina pandangan orang tentangku, tapi aku tetap beribadah, walau tak sempurna, mas. Aku puasa romadhon, mas. Waktu kerja yang malam hari, memungkinkanku tuk ber ramadan di jalan Allah, mas. Aku hanya berharap semoga Tuhan membaca tulisanku ini, mas. .........GUSTI ALLAH MBOTEN SARE.........
Selasa, 26 Oktober 2010
Nyanyi Sunyi Sang PK
Diposting oleh
oom kukuh
di
22.13
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
0 komentar:
Posting Komentar