Bunda, semoga jelang pagimu di surga penuh dengan kedamaian dan keceriaan.............
Bunda, semoga kau tetap menjadi pelita di surga seperti kala kau di dunia..........
Bunda, aku kan bercerita tentangmu untuk kawanku, kumohon bunda turut mendengarkan ya.........
Bunda, tepat hari, hari rabu 21 April 2010, bunda pun pastikan tahu, hari ini hari-nya Kartini bunda. Bagiku hari Kartini adalah harimu jua bunda, karena kau adalah sosok Kartini sejati di mata , di pikirku, di hatiku bunda. Kau adalah Katini bagi aku, keluarga kita, dak lingkungan kita bunda. Bunda, kan kualirkan goresan seratanku ini, iringi dengan senyummu dari surga ya , bunda.........
Bunda, kalau pun aku boleh berpamer, ber-riya' pada kawanku, kan kupamerkan sosokmu sebagai sosok pejuang, sebagai sosok pendobrak tradisi, sebagai sosok pioneer bagi kemandirian kaummu, suri tauladan mu hampir aku pastikan masih melekat dalam sanubari sebagian wanita yang telah mengenal sosokmu. Bunda, wacana kemandirian wanita yang kau bangun kala masa orde awal berdirinya republik ini bagiku dan bagi mereka yang mengenalmu telah melampaui, telah mendahului masanya, telah mendahului jamannya. Ketika pun kau berwacana kemandirian seorang wanita pada masa itu, cibiran dan pencitraan wanita yang melampaui kodrat telah menerpa bunda. Namun bundaku, kau bukan sosok yang lemah, kau bukan sosok yang mudah goyah, kau pun maju terus bunda. Memang bunda, masa itu adalah masa kala wanita dianggap sebagian pemaham sebagai masa nya wanita haruslah penurut yang hanya urut, yang tak punya dan tak boleh berkata. Aku bayangkan, betapa sulitnya bunda memahamkan arti sosok wanita mandiri bagi lingkungannya.
Bunda, kau adalah Kartini bagiku, pun bagi lingkungan kita, dan tak mustahil pun bagi penghuni surga. Bunda, mencapai puncak karier dalam birokrasi telah bunda raih, dengan segala pengorbanan jiwa, raga bahkan airmata yang kadang menetes dalam melakoninya. Pun ketika raihan karier sebagai politikus perempuan telah bunda lampaui dengan hebat tak bercacat. Bagiku raihan bunda di kala masa yang penuh homogenitas, penuh penyeragaman & uniformitas tersebut adalah raihan karier yang begitu sangat hebat bunda. Aku berkata seperti itu karena aku sadar, bunda dalam peraihan semua karier tersebut murni hasil perjuanganmu bunda, bunda meninggalkan jauh-jauh pemikiran " Siapa membawaku berkarier, kapital apa yang kujadikan modal berkarier", yang semua itu adalah prasyarat jaman sekarang untuk berkarier yang mutlak adanya. Bunda memang benar-benar sosok Kartini, benar-benar pencitraan sosok Kartini yang berpikir kemandirian bagi kesetaraan gender, yang melampaui jamannya.
Bundaku, Kartiniku, semoga sepenggal seratanku ini dapat membuat sunggingan senyum bunda pada anandamu ini, walau kau nun jauh di surga bunda. Bunda, selamat ber-Kartini di surga, doa ananda tercinta selalu teriring tuk bunda sekaliyan ramanda di surga............Selamat pagi ibunda dak ramanda di surga............amien.
[ Kukenang sosok Ibunda, ....memorium Ibunda, memorium Kartini-ku di surga ]
0 komentar:
Posting Komentar