Nasi gandul, adalah nama yang sudah minded & mendarah daging bagi rakyat kota ku, kota Pati tercinta. Aku pun & berjuta umat yang hobbies kuliner tak kan pernah melewatkan waktu sedetikpun tuk menikmatinya tatkala kelezatannya sudah membayang. Coba kaliyan bayangkan.........sepiring nasi, beralaskan daun pisang, diberi kuah gandul yang heboh, apalagi dinikmati dengan empal, tempe digoreng crispy khas nasi gandul, plus bergedel.........bayangkan, bayangkan, bayangkanlah kawan. Kaupun hampir kupastikan ngiler membayangkannya, kaupun kupastikan nambah bila menikmatinya. Lidah kita, lidah orang Pati kawan, lidah kita tak bisa dibohongi. Dimanapun, kapanpun, pikiran kita tetap meng-Gandul tuk sebuah kepuasan perut bernama...........Nasi Gandul. Nggak usah bohongi seleramu kawan............hehhehehehehe.
Hei kawan, hei teman, namun tahukah kau asal muasal dinamai nasi gandul? Ssssstttt...sebenarnya akupun tak tahu sejarah pastinya. Namun kan kucoba tuk memberi wacana kepadamu, tentang apa & mengapa kok diberi tittle nasi gandul. Coba dengarkan kawan, cerita ringan berbau kebohongan ini ya...hahahahahhaha. Dipikir enteng saja kawan, buat sekedar intermezzo, dengarkan ceritaku ya....
Versi pertama adalah, alkisah kaladulu penjual naso gandul senantiasa berjualan berkeliling. Mereka memikul sepasang angkring berupa kuali tanah liat berisi kuah gandul yang selalu dipanaskan dengan tungku menyala. Sedangkan angkring satunya lagi berisi tempat menaruh nasi yang ditutup daun pisang, yang diatasnya diratuh tempat tuk menaruh empal, babat, iso, jerohan sebagai pelengkapnya lauk nasi gandul, disertai tempe goreng & bergedel. Walhasil bila berjalan berjualan angkring tersebut gondal-gandul, sehingga disebutlah Nasi Gandul. Cocok nggak kawan-kawanku? Hahahahahhaha...
Lanjut cerita versi kedua ya kawan-kawanku, pastinya makin seru cerita berbusa-busaku ini.......hahahahha. Coba kala kita menikmati seporsi nasi gandul, apa yang kita lihat pertama kalinya kawan? Porsi yang kecil, porsi yang teramat sedikit bagiku, dan bagi kita-kita pelahap kuliner extra berat kawan-kawan....hehehehehe. Yah, akibat porsi sekecil itulah tersebutlah sebuah nama nasi gandul. Mengapa begitu? Akibat porsi kecil itu, kalau kita tidak nambah atau tanduk, rasanya ngGandul di hati.....maka tersebutlah Gandul, atau nasi gandul. Haahahahahahha
Ini versi ketiga atau versi cerita berbusa-busaku yang terakhir. Pasti kau kan tertawa kawan-kawanku..hahahahahha. Cerita ini berkorelasi dengan sosok penjual nasi gandul tempoe doeloe yang selalu menjajakan dagangannya dengan berkeliling. Dalam berjualan mereka senantiasa selalu bersarung dalam berpakaian. Dan hebatnya lagi di balik saring yang dikenakannya, mereka tak memakai celana dalam ataupun celana kolor pendek. Walhasil barang pribadi milik mereka selalu terlihat gondal-gandul.........hahahahaha. Maaf ini cerita fakta, namun agak menyerempet-nyerempet sedikit ya kawan-kawan. Sekali lagi maaf kawan-kawan, aku pun tak bermaksud bercerita cabul.
Namun dari ketiga versi cerita tersebut, mana yang benar sebagai asal muasal nama nasi gandul, akupun hanya dapat berkata wallahualam bisshawab. Sekian dulu kawan-kawan cerita kelirumologi ku, kapan-kapan kusambung lagi dengan cerita yang tak kalah membusa-busa, meleleh-leleh, mengharu biru...........wakakakakakkakakaka. Kepareng sek yo cah.
0 komentar:
Posting Komentar