Aku terpekur, berpikir sejenak, melayang jauh, jauh tinggi melayang.......tentang makanan, kawan. Makanan lagi, makanan lagi, ...." Apa gak bosan, ngomongin makanan melulu, kamu?". Demikian sepenggal tanya dari sisi pikirku yang lain. " Tidak ada kata bosan dalam berbicara tentang rasa di lidah, tentang si pengisi perut". Sisi pikirku yang lain seakan membumbungkan anganku tentang cerita makan. Oke, setuju kawan !
Kan kutulis sedikit sisi lain menu harian kita, kawan. Kan kutabrakkan rasamu, rasaku, rasa kita, tuk mendobrak tradisi kemapanan percampuran menu harian kita yang terlampau rigid dan kaku. Disini kita terlalu minded, kalau bothok yang apapun isiannya mesti padu padan dengan sayur asem. Kalau sambel tempe, mesti dipadupadankan dengan sayur bening. Kalaupun pepes adanya mesti berpadupadan dengan sayur asem beserta sayur bening. Dan ketika kita menikmati oseng dan kering tempe, mestilah kita berpikir tentang keserasian padu padan dengan aneka gorengan yang gurih, utamanya mendoan, piya piya, bakwan, tahu susur, kalaupun tidak tahu isi. Budaya keibuan kita telah mengajarkan keserasian padu padan tersebut kawan.
Marilah kita sedikit berkreasi, sedikit mendobrak tradisi kawan. Kita dobrak padi padan dan keserasian itu, jangan takut berdosa kawan......wakakkakakaka. Maksudku, jangan memadupadankan itu itu saja kawan, kita ganti padu padan itu, marilah kita berevolusioner kuliner....wkakakkaka. Aku mencoba berekspresi tampil beda kawan, sah saja ketika aku memakai tangan kosong untuk muluk sejumput demi sejumput bothok masin/bothok kasem, berkawan dengan nasi, namun aku tak menyertakan sayur asem, tapi aku menyertakan kecap yang dioleskan di atas nasiku kawan. Sudahlah, kau coba kreasiku itu kawan, ditanggung..........nyukkknyannnn. Pun ketika aku berlauk pepes bandeng presto, ataupun pepes pindang, aku tak mencoba sayur asem ataupun sayur bening, aku menyertakan gebyuran sambel pecel untuk menemani nasiku kawan, alhasil tetap......nyukkkkkknyannnnnnnn. Dan akupun tak segan mamadupadankan semur tahu dan telor tak dengan sayur lodeh, tapi dengan kuluban alias urap sayur kawan........dan tetap nyukkknyannnnn. Ketikapun aku berlauk sayur sop, aku tak pakai sambel kecap, tapi malah sambel trasi yang sudah digoreng terlebih dulu kawan......alhasil, tetap nyukkknyannnnn. Namun paling heboh, ketika aku mencoba rasa nasi oseng tempe atau kering tempe yang tak kering-kering amat memasaknya, beserta nasi, aku padupadankan dengan pisang goreng ......tetap enak kawan, edan. Rasa memang sejuta cara nikmatnya kawan. Cobalah berevolusi dalam rasa dan bersubstitusi lauk pauk makanmu kawan....hahahaha.
Oke, sudah siapkah kamu kawan, untuk sensasi rasa yang tak pernah ada matinya? Cobalah kawan, lidah lita memang tak bisa bohong, lidah kita kadang ingin sensasi lain adanya. Cukuplah aku berkata, dalam berkuliner, dalam memasak........Trial & error adalah jawabnya untuk sebuah rasa. Salam kuliner tanah air kawan.....
0 komentar:
Posting Komentar